Sedekah adalah harta kita yang sebenarnya Sedekah Sekarang

Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren Dan Solusinya

Maka dari itu, pada kesempatan kali ini wakilsantri.blogspot.com akan membahas Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren serta solusinya
Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren Dan Solusinya

Pondok Pesantren adalah sarana terbaik pendidikan khususnya dalam menuntut ilmu agama. 

Awal mula didirikannya sebuah Pondok Pesantren dikarenakan tingginya minat dan harapan para orang tua agar anaknya menjadi seseorang yang kelak akan berguna dan bermanfaat dimasa yang akan datang.


Pondok Pesantren juga mempunyai jasa yang sangat besar bagi berdirinya Negara Indonesia ini.

Seperti yang kita ketahui, telah banyak tokoh-tokoh agama dan masyarakat yang muncul dari Pondok-pondok Pesantren di Indonesia.

Itu mengapa hingga saat ini Pesantren di percaya dalam ranah pendidikan, karena tidak seperti siswa atau murid pada sekolah formal

Dimana para santri di Pondok Pesantren lebih digembleng siang dan malam. Tidak hanya pada saat siang hari saja ketika di sekolah.

Pondok Pesantren pun bisa dikatakan sebagai sebuah miniatur kehidupan. Karena terdapat berbagai macam aspek-aspek dasar pendidikan dan cara-cara berorganisasi

Pahit memang rasanya belajar di Pesantren, dimana kita hidup jauh dari keluarga dan orang tua.

Tak sampai disitu, banyak tantangan-tantangan yang akan dihadapi oleh para santri. Disini secara alami dan sunnatullah disaring siapa saja mereka-mereka yang bersungguh-sungguh dan niat menimba ilmu dengan ikhlas dan sabar di Pesantren

Berbagai masalah di Pesantren sebenarnya sangat dikeluhkan oleh para santri baru atau santri yang baru masuk pesantren

Dimana kondisi dan lingkungan hidup yang benar-benar berbeda dengan kondisi dan situasi di rumah

Ketika di rumah mereka masing-masing mungkin jika ada pakaian kotor, sudah ada yang mencucikan, entah asisten rumah tangga atau orang tua sendiri

Tapi jika di Pondok terdapat pakaian kotor, siapa yang akan mencucinya selain mereka sendiri?

Maka dari itu, pada kesempatan kali ini wakilsantri.blogspot.com akan membahas Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren serta solusi bagaimana kami dulu mengatasinya

Tak heran jika banyak sekali permasalahan yang silih berganti menguji para santri ketika hidup di Pesantren

Dimana satu masalah selesai, maka datang lagi masalah baru

Namun, perlu diketahui.

Jika setiap ujian, cobaan, permasalahan datang silih berganti di Pesantren.. 
 
Satu masalah, ribuan solusi


insyaAllah, semata Allah sedang benar-benar menguji iman dan amal kita dan ketika kelak kita bisa melewati semua ujian tersebut.. Maka kita akan memetik hasil yang manis.

Maka dari itu, ketahui, kenali masalah-masalah apa saja yang sering terjadi di Pondok

Mungkin ada yang berbeda atau ada yang sama bahkan ada yang lebih parah?

Mari kita bahas Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren dan Cara Mengatasinya. Simak sampai habis agar kita mendapatkan esensi dan solusinya.

Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren Dan Solusinya

1. Kehilangan


Masalah yang sering terjadi di Pesantren
Gambar: Pexels.com

Apapun sistem pendidikan pesantren tersebut, di manapun lokasi pesantren tersebut, masalah kehilangan di Pesantren sudah bukan hal yang aneh

Meski pondok pesantren adalah sebuah institusi pendidikan keagamaan, namun tetap saja permasalahan khususnya di hal moral tetap ada saja dan kerap terjadi

Ada banyak hal dan alasan mengapa masalah kehilangan di Pesantren sering terjadi

Entah hilang sandal, seragam, buku, peci bahkan uang dan lain-lain. Entah itu disengaja maupun tidak

Hal-hal seperti ini sangat sulit dihindari. Bagi santri senior, masalah kehilangan sudah tidak aneh. Namun bagi santri baru, hilangnya ember sudah membuat goyah untuk melanjutkan pendidikan di pondok.

Maka dari itu kami akan melampirkan beberapa barang-barang yang sering hilang di Pesantren serta cara atau solusi bagaimana agar tidak hilang

  • Uang
Meski tidak terlalu sering dalam kehilangan uang pada santri. Namun kehilangan uang lebih berarti, karena bentuknya yang bisa ditukar dengan barang lain atau makanan, hingga jejaknya sulit untuk ditelusuri

Tidak seperti hilangnya sandal atau ember. Mungkin kita bisa menemukannya kembali di tempat lain dan di lain waktu.

Namun uang, jika kita tidak menuntaskan masalah tersebut. Maka akan menjadi kebiasaan dan menjadi hal yang lumrah, nauzubillah.

Permasalahan kehilangannya uang di Pondok, tidak jauh dari adanya kesempatan, ini yang sering terjadi.

Dan jika adanya niat memang jarang, kecuali tersangka memang sedang benar-benar terdesak membutuhkan uang namun menggunakan cara-cara yang salah.

Yang paling sering terjadi adalah adanya kesempatan. Kita tidak bisa begitu saja menyalakan mereka yang mengambil uang tanpa izin, mungkin dari kita sendiri yang terkadang sombong dan pamer harta yang kita miliki

Alhamdulillah, selama saya di Pesantren dulu jarang dan bahkan tidak pernah kehilangan uang meski di simpan di dalam lemari atau hilang terkadang karena lupa atau terjatuh

Karena saya jarang memperlihatkan bahwa saya sedang pegang uang atau seperti orang banyak uang alias hidup sederhana dan sewajarnya saja

Berikut saya lampirkan solusi supaya uang tidak hilang di Pesantren

1. Titipkan

Solusi agar uang tidak hilang di Pesantren yang pertama adalah di titipkan.


Titipkan uang yang kamu miliki, mungkin siang hari kamu kedatangan orang tua atau saudara dari rumah, lalu menitipkan sejumlah uang, maka segeralah uang tersebut dititipkan ke BMT/Bank Santri tempat penitipan uang

Jika tidak adapun, silahkan titipkan pada ustadz atau kakak senior yang dipercaya. Agar uang tersebut tidak hilang

Karena khawatir, jika hanya disimpan di lemari akan lupa atau terpakai boros bahkan sampai hilang.

2. Kunci Lemari

Cara yang kedua supaya uang tidak hilang di Pesantren yaitu beli lah kunci gembok atau semacamnya. Mulailah kunci lemari supaya aman.

Meski tidak ada uang yang sedang disimpan pun, orang melihatnya tidak curiga. Berbeda jika tiba-tiba lemari mu dikunci. Pasti orang mengira kamu sedang menyimpan sejumlah uang.

Mengunci ini pun termasuk pada hal kedisiplinan, bagaimana kamu menjaga barang-barang berharga di asrama. 

3. Gaya Hidup Sederhana

Di Pesantren memang semua santri menerapkan kesederhanaan. Namun memang ada beberapa orang yang memiliki banyak uang akan lebih terlihat dari barang-barang dan pakaian yang ia miliki.

Meski orang tua menitipkan atau jajan bulanan yang cukup banyak, maka disarankan agar tetap bergaya hidup sederhana dengan tidak boros atau bahkan sombong.

Inilah yang memicu orang untuk mencari barang berharga yang kamu miliki. Maka gaya hidup sederhana perlu lah diterapkan.

4. Jangan Pelupa

Terkadang hilangnya uang di Pesantren juga kita sering kelupaan. Jika siangnya uang tersebut telah terpakai untuk membelikan sesuatu.

Lalu keesokan harinya, kita melihat jika uang yang kita miliki sudah tidak ada. Padahal kemarin sudah terpakai, lalu tiba-tiba mengabari mudabir atau kakak senior bahwa uang kita ada yang mencuri.

Atau bahkan ada juga uangnya yang terjatuh dijalan, namun sayangnya orang yang menemukannya tidak jujur alias tidak mengembalikan nya ke kakak senior agar di umumkan.

Maka ada baiknya ketika kita merasa jika uang yang kita miliki tidak ada, maka ada baiknya kita meyakinkan terlebih dahulu. 

Apakah uang tersebut benar-benar hilang karena di curi atau malah kita lupa jika telah di gunakan atau terjatuh.

Sebab jika tidak, teman se asrama akan terkena dampak atau timbul fitnah.

Wallahu'alam

  • Sendal

Barang kedua yang sering hilang di Pesantren yaitu sendal. Meski bentuknya bukan seperti uang sendal adalah senjata utama kita ketika aktivitas berlangsung di Pesantren.

Terkadang santri berfikiran jika meng gosob atau memakai sendal orang tanpa izin sudah lumrah. Padahal tidak demikian, dosa nya pun sama dengan orang yang mencuri uang diatas tadi.

Sayangnya, kesadaran akan tidak menggunakan sandal orang lain tanpa izin ini sangat sulit. Karena sifatnya seperti domino.

Domino disini maksudnya, jika temanmu kehilangan sandal maka dia akan memakai sandal mu, dan kamu akan memakai sendal temanmu yang lain, begitu seterusnya.

Maka dari itu berikut tips & trik agar sendal tidak hilang di Pesantren

1. Tas sandal

Cara ini pertama kali di terapkan oleh Gontor. Cara supaya sendal tidak hilang di Pesantren yaitu menggunakan tas sandal.

Gontor sendiri memiliki tas yang memang diperuntukkan untuk sandal, dimana ketika para santri memasuki masjid, maka sandal para santri tersebut akan di masukkan kedalam tas dan tas tersebut akan dibawa kedalam masjid.

Dan bagi santri yang tidak membawa tas sandal, maka akan terkena iqob atau hukuman.

Cara seperti ini memang kurang cocok diterapkan di beberapa Pesantren yang memang santri nya belum sebanyak Gontor.

Pun di Pesantren saya dulu, pernah sempat diusulkan cara seperti ini, namun ada lain hal yang tidak bisa diterapkan.

2. Beri tanda

Cara kedua agar sandal tidak hilang di Pesantren yaitu dengan memberinya tanda. 

Saya paham, mungkin dari beberapa santri yang membacanya ini pasti akan bilang "percuma"

Sebenarnya tidak ada yang sia-sia, meski sudah di tandai namun tidak hilang, setidaknya sendal mu memiliki ciri atau khas yang berbeda dari sandal temanmu yang lain

Sebab jika tidak memberinya tanda, orang lain akan mudahnya mengakui begitu saja sendal mu yang baru di beli dari koperasi.

Kecuali kamu membelinya di tempat lain yang benar-benar berbeda dan tidak ada yang memiliki nya kecuali kamu, limited edition.

3. Sembunyikan

Setibanya kamu di masjid, kamar atau tempat lain, jangan pernah malas-malas untuk mengkondisikan terlebih dahulu sandal mu

Terlihat sepele, namun cara ini sangat efektif, bagus dan efisien. Modal utamanya adalah kedisiplinan.

Sebenarnya saya pun menulis ini sambil senyum-senyum sendiri. Dulu cara ini sering saya gunakan ketika di asrama atau di masjid, sendal terlebih dahulu saya amankan di tempat tersembunyi sebelum masuk masjid atau asrama.

Terlihat ribet, namun setelah keluar masjid dijamin kamu tidak akan kehilangan sendal mu dan aman pulang dengan tidak nyeker.

  • Seragam
Seragam termasuk barang yang sering hilang di Pesantren karena bentuknya sama dan sangat dibutuhkan.

Namun hilangnya seragam tak seekstrim hilangnya sandal.

Setidaknya seragam digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu dan jika diambil pun mudah di kenali.

Namun perlu juga kehati-hatian dan kewaspadaan, karena dimana kita sedang membutuhkan seragam, namun seragam hilang, maka akan repot

Karena seragam digunakan untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah dan jika tidak memakai seragam akan malu atau terkena hukuman

Untuk solusi agar seragam atau baju tidak hilang di Pesantren, kami sudah membuat artikel nya lengkap silahkan baca Trik Agar Baju Tidak Hilang di Pesantren dan Cara Menandai Baju Agar Tidak Tertukar

  • Peci
Barang yang sering hilang di Pesantren selanjutnya adalah peci. Peci sama hal nya dengan seragam

Posisi barang yang sering hilang kedua setelah sandal yaitu peci, karena sering dipakai untuk pergi ke masjid atau upacara dan kegiatan keagamaan lainnya

Adapun cara atau solusi agar tidak hilang nya peci sama seperti cara-cara seragam. Silahkan baca supaya peci tidak hilang atau tertukar dengan artikel berikut ini

  • Buku
Barang terakhir yang sering hilang yaitu buku. Buku atau kitab yang hilang ini tidak sama seperti seragam atau peci

Karena kitab itu sendiri hanya diperlukan oleh kelas-kelas yang sama, jika kita duduk di kelas 3 maka yang mengambil buku kita tanpa izin tidak jauh dari teman sekelas atau seangkatan

Jadi lebih mudah diidentifikasi atau ditemukan, baca selengkapnya untuk lebih mengetahui trik supaya buku tidak hilang. 


2. Bully

Masalah yang sering terjadi di Pesantren
Gambar: Pexels.com

Kembali ke pembahasan utama Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren yaitu terjadinya pembullyan atau dalam istilah lamanya bisa dikenal dengan pelecehan

Bullying atau kasus pelecehan ini sebenarnya tidak hanya di Pesantren, di sekolah formal pun kerap terjadi

Namun bedanya kasus bullying dulu dengan sekarang berbeda. Dimana jaman sekarang adanya sosial media dimana kasus pembullyan ini bisa diekspos atau disebarkan

Sedangkan jaman dulu, sebelum ada medsos kasus pembullyan hanya diketahui dilingkungan saja

Dimana yang kuat akan menindas yang lemah dan yang lemah tidak bisa melawan atau tidak berani melaporkan nya, karena takut akan terjadi lebih parah oleh seorang pem bully

Saya pun dulu merasakan pembullyan ini, diantaranya oleh teman sendiri. Diantaranya terkadang disuruh mengerjakan tugas mereka, dihina dan masih banyak lagi

Sebelum memecahkan masalah pembullyan ini mari kita identifikasi terlebih dahulu kategori para korban pembullyan tersebut:

1. Culun

Berpenampilan cuek atau kurang modis menjadi salah satu santapan pembully, dimana penampilan fisik atau baju yang menurut kebanyakan orang aneh dan tidak sesuai di mata mereka akan menjadi bahan bulan-bulanan.

Semisal sang anak jarang mandi atau mencuci, maka anak tersebut akan di ledek atau dihina "si jorok" misalnya

Pembullyan ini sering terjadi dikalangan santri baru, dimana sesama santri akan meledek temannya

Namun tak jarang kakak kelas yang kurang mengerti malah ikut-ikutan, namun hanya sedikit saja

Karena yang paham dan mengerti akan lebih menasehatinya dengan baik, bukan dengan cara meledeknya.

2. Berkelainan khusus

Bersifat aneh ini seperti sifat bawaan dari rumah, seperti ngomong yang kurang jelas, cadel, gagap sumbing dan kelemahan lainnya

Memang menjadi keunikan tersendiri dan hiburan, namun tidak semua penderita diatas merasakan atau menyadari hal diatas

Maksudnya, Terkadang ada yang tidak bisa bercanda atau maksudnya lebih mengganggap jika gurauan tersebut adalah hal yang serius

Jadi seorang santri tersebut akan merasa dihina atau direndahkan.

3. Ras

Ras ini sama seperti poin kedua diatas. Kulit, logat atau kebiasaan yang berbeda dari teman lainnya terkadang menjadi bahan ledekan

Karena pembullyan atau ejekan di Pesantren tidak seperti di sekolah. Jika di sekolah biasanya akan meledek teman dengan nama orang tua

Jika di pesantren tidak meledek dengan nama orang tua, tapi dengan ciri yang berbeda dari orang pada umumnya dilingkungan tersebut

4. Egois

Sebenarnya santri yang egois disini merupakan hal yang positif, dimana santri yang egois mementingkan tugas dan tanggung jawab milik pribadi nya. Seperti tugas sekolah, setoran hafalan dan lain-lain

Biasanya santri yang semangat seperti ini terkadang terkena sasaran sindiran, ledekan dari teman-teman yang tertinggal

5. Sering menyendiri

Sifat santri pada dasarnya sama dengan masyarakat pada umumnya, bermacam-macam jenis watak dan karakter

Ada yang jarang berbicara, jarang berkumpul atau jarang berinteraksi. Ada banyak berbagai macam alasan

Santri tipe seperti ini pun terkadang sering disindir, sudah sering menyendiri, terkena ledekan pula. Biasanya santri tipe seperti ini pun jika tak kuat mental, maka akan keluar dari pesantren.

Solusi menghindari pembullyan ini yaitu bisa dengan cara:

1. Segera Laporkan

Setelah terkena bullying, diharapkan pada teman atau dirinya sendiri yang terkena bullying langsung melaporkan pada kaka senior supaya mendapatkan mediasi.

Tak mengapa bila dibilang "tukang ngadu" setidaknya teman pembully akan segan atau kapok suatu ketika ingin mulai membully mu lagi.

2. Nasehati

Memang akan terasa percuma menasehati pembully atau bahkan kamu tidak akan berani

Menasehati nya bukan oleh temannya langsung, namun bisa melalui kakak senior atau ustadz yang lebih didengar

3. Abaikan

Sesekali sedikit menggubris bullyan memang tidak masalah. Namun jika pembullyan tak kunjung selesai, ada baiknya kamu mengabaikan bully tersebut.

Karena lama kelamaan sang pembully akan bosan sendiri, sebab kamu tidak merespon mereka.

4. Sabar

Solusi terakhir menghadapi pembullyan ini yaitu bersabar. Memang berat dan sulit, namun ketahuilah sabar senjata terakhir dalam menghadapi berbagai masalah di Pesantren

Ucapkan Alhamdulillah, terimakasih dari setiap ledekan, hinaan, cacian dan makian.

Ketika kesabaran sudah habis, tak mengapa juga sesekali kamu melawan mereka. 

Namun perlu digarisbawahi, jika sekiranya kamu bisa benar-benar melawan mereka. Jika tidak, serahkan saja pada yang lebih kuat atau berwenang.



Masalah yang sering terjadi di Pesantren
Gambar: Pexels.com

3. Menu Makanan

Menu makanan di Pesantren memang tak seenak menu makanan di rumah atau rumah makan

Karena Pesantren sendiri pada dasarnya adalah tempat untuk belajar mandiri dan menimba ilmu agama

Pesantren bukan restoran rumah makan atau bahkan hotel. Dengan menu masakan sajian yang enak dan asrama yang mewah

Bukannya pesantren tidak bisa menyajikan masakan seenak rumah makan, sangat memungkinkan pesantren menyajikan menu ala restoran mewah

Namun hal tersebut bukan termasuk pada pendidikan. Pesantren mendidik para santrinya dengan menu makanan ala kadarnya, meski dengan tahu dan kerupuk

Belajar bersyukurlah, diharapkan para santri memaknai betul-betul makna bersyukur tersebut. Berapa banyak orang-orang diluar sana yang sama sekali tidak makan beberapa hari.

Adapun solusi menghadapi menu makanan yang tidak disukai bisa dengan cara:

1. Beli lauk di kantin

Jika pada hari itu terdapat lauk yang kurang kita sukai dan minati, kamu bisa hanya mengambil nasi nya saja dan membeli lauknya di kantin

Biasanya di beberapa Pesantren, kantin menyediakan lauk nasi untuk makan. Seperti pepes ikan, daging ayam dan lain-lain.

2. Stok abon, kecap dan sambel

Seperti pada artikel sebelumnya yang pernah kami tulis yaitu makanan yang di bawa anak pesantren di dalam artikel tersebut kami telah merekomendasikan beberapa makanan dan cemilan yang cocok untuk santri di pesantren

Abon, kecap dan sambel atau beberapa makanan lainnya bisa dijadikan teman makan nasi yang cocok dikala menu makanan pondok kurang support.

3. Tukar lauk ke dapur

Ada beberapa santri yang memang terkadang alergi dengan lauk. Maka dari itu, biasanya pihak dapur menyediakan lauk khusus bagi santri yang memang benar-benar tidak suka dengan lauk yang ada saat itu.

Kamu bisa langsung bicara saja dengan ibu-ibu dapur atau bagian dapur jika kamu tidak berkenan dengan lauk saat itu

Biasanya dapur akan mengganti nya dengan mie instan atau lainnya.


Masalah yang sering terjadi di Pesantren
Gambar: Pexels.com

4. Gatal-gatal

Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren terakhir yaitu gatal-gatal atau para santri terkadang menyebutnya dengan kata "jarob" jarob sendiri berasal dari kata bahasa Arab yang artinya budug.

Biasanya ustadz mengatakan belum sah seorang santri jika selama di pondok belum pernah terkena penyakit jarob.

Jarob atau budug itu sendiri berasal dari kuman dan bakteri yang berada di kulit santri yang jorok.

Biasanya santri yang jorok disebabkan jarang mencuci dan mandi, terkadang ada pula santri yang rajin mandi dan mencuci tetap terkena penyakit ini

Itu disebabkan santri tersebut tertular dari temannya yang jorok.

Fenomena ini memang sangat sulit dihindari, karena garuk-garuk sendiri merupakan ciri khas seorang santri.

Bahkan tak jarang rasa gatal atau budug tersebut terkena alat vital dikarenakan jarang mengganti pakaian dalam.

Berikut Trik mengatasi fenomena jarob atau budug pada santri:

1. Rajin Mandi dan Mencuci

Rajin-rajinlah mandi minimal sehari dua kali. Sesibuk apapun aktivitas kita di Pondok, kegiatan mandi harus di sempatkan

Karena aktifitas di Pondok yang padat 24 jam cukup membuat banyak bakteri dan kotoran pada kulit

Tak jarang terkadang air di pondok pun kurang mendukung. Maka dari itu jika yang mandi saja masih gatal-gatal apalagi yang tidak mandi.

Mencuci pakaian ada baiknya dilakukan dua atau tiga hari sekali. Jangan menumpuk pakaian kotor di dalam lemari

Lebih baik setiap hari mencuci, mencicil pakaian sedikit demi sedikit daripada langsung sekaligus mencuci di satu waktu karena tidak baik.

2. Jemur Kasur

Jemur Kasur minimal seminggu sekali, bukan hanya kasur mu saja tapi kasur temanmu yang lainnya juga

Karena di satu asrama kamu tidak tinggal sendirian. Ingatkan temanmu supaya hidup bersih, sehat dan disiplin.

3. Beli kapur bagus

Biasanya di dalam lemari santri ada makhluk penghisap darah yang namanya tumbila.

Hewan ini pun kerap membuat kulit santri gatal-gatal. Bisa disebabkan karena kelembapan suhu ruangan di asrama dan aneka aroma di asrama yang semakin membuat kutu kupret ini betah.

4. Gunakan Sabun Dettol

Dettol sudah dikenal cukup ampuh mengatasi kuman dan bakteri. Entah Dettol yang diteteskan di bak mandi atau berupa sabun

Banyak sabun mandi yang memang dikhususkan untuk membasmi kuman dan bakteri lebih ampuh selain Dettol

Penggunaan sabun antiseptik ini sangat direkomendasikan bagi para santri di Pondok Pesantren. 

5. Bersihkan asrama

Meski "tandziful aam" seminggu sekali sebenarnya tak perlu menunggu hari-hari tertentu untuk bersih-bersih atau mengandalkan yang piket

Kapanpun dirasa asrama atau kamar terlihat mulai bau atau berantakan, silahkan segera di instruksikan kepada anggota asrama supaya bersih-bersih.

6. Simpan pakaian kotor diluar asrama

Terkadang beberapa santri menyimpan pakaian kotor di lemari supaya tidak hilang. Namun menyimpan pakaian kotor didalam lemari juga tidak baik

Sebab kuman dan bakteri atau bahkan bau apek akan menyebar ke sekitar lemari. Pakaian bersih pun akan terkena bau nya

Maka dari itu, ada baiknya pakaian kotor, kaos kaki kalo bisa simpan atau bungkus di luar kamar. Supaya tidak hilang, segera cuci.


Penutup

Nah, sobat wakilsantri sekalian. Itu dia daftar-daftar dan solusi masalah-masalah yang sering terjadi di Pesantren.

Sebenarnya masih sangat banyak, namun kali ini kita membahas nya pada hal-hal yang kerap terjadi saja

Tidak hanya di Pesantren, hidup diluar pesantren pun pasti akan ada saja masalah. 

Masalah itu pun kembali lagi pada kita bagaimana mengahadapi permasalahan yang ada.

Hadapi dan jangan lari dari masalah, atau bahkan mengkambing hitamkan pihak-pihak lain.

Masalah datang untuk menguji sejauh mana kita sabar menghadapi masalah tersebut. Jika kita lulus dari permasalahan tersebut, maka naik pula lah derajat kita di hadapan Allah Subhanahu wa ta'ala

Wallahu'alam..

Posting Komentar