Pondok Pesantren adalah sarana terbaik pendidikan khususnya dalam menuntut ilmu agama.
Awal mula didirikannya sebuah Pondok Pesantren dikarenakan tingginya minat dan harapan para orang tua agar anaknya menjadi seseorang yang kelak akan berguna dan bermanfaat dimasa yang akan datang.
Pondok Pesantren juga mempunyai jasa yang sangat besar bagi berdirinya Negara
Indonesia ini.
Seperti yang kita ketahui, telah banyak tokoh-tokoh agama dan masyarakat yang
muncul dari Pondok-pondok Pesantren di Indonesia.
Itu mengapa hingga saat ini Pesantren di percaya dalam ranah pendidikan,
karena tidak seperti siswa atau murid pada sekolah formal
Dimana para santri di Pondok Pesantren lebih digembleng siang dan malam. Tidak
hanya pada saat siang hari saja ketika di sekolah.
Pondok Pesantren pun bisa dikatakan sebagai sebuah miniatur kehidupan. Karena
terdapat berbagai macam aspek-aspek dasar pendidikan dan cara-cara
berorganisasi
Pahit memang rasanya belajar di Pesantren, dimana kita hidup jauh dari
keluarga dan orang tua.
Tak sampai disitu, banyak tantangan-tantangan yang akan dihadapi oleh para
santri. Disini secara alami dan sunnatullah disaring siapa saja
mereka-mereka yang bersungguh-sungguh dan niat menimba ilmu dengan ikhlas dan
sabar di Pesantren
Berbagai masalah di Pesantren sebenarnya sangat dikeluhkan oleh para santri
baru atau santri yang baru masuk pesantren
Dimana kondisi dan lingkungan hidup yang benar-benar berbeda dengan kondisi
dan situasi di rumah
Ketika di rumah mereka masing-masing mungkin jika ada pakaian kotor, sudah ada
yang mencucikan, entah asisten rumah tangga atau orang tua sendiri
Tapi jika di Pondok terdapat pakaian kotor, siapa yang akan mencucinya selain
mereka sendiri?
Maka dari itu, pada kesempatan kali ini
wakilsantri.blogspot.com
akan membahas Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren serta solusi bagaimana
kami dulu mengatasinya
Tak heran jika banyak sekali permasalahan yang silih berganti menguji para
santri ketika hidup di Pesantren
Dimana satu masalah selesai, maka datang lagi masalah baru
Namun, perlu diketahui.
Jika setiap ujian, cobaan, permasalahan datang silih berganti di Pesantren..
Satu masalah, ribuan solusi
insyaAllah, semata Allah sedang benar-benar menguji iman dan amal kita dan
ketika kelak kita bisa melewati semua ujian tersebut.. Maka kita akan memetik
hasil yang manis.
Maka dari itu, ketahui, kenali masalah-masalah apa saja yang sering terjadi di
Pondok
Mungkin ada yang berbeda atau ada yang sama bahkan ada yang lebih parah?
Mari kita bahas Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren dan Cara
Mengatasinya. Simak sampai habis agar kita mendapatkan esensi dan solusinya.
Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren Dan Solusinya
1. Kehilangan
|
Gambar: Pexels.com
|
Apapun sistem pendidikan pesantren tersebut, di manapun lokasi pesantren
tersebut, masalah kehilangan di Pesantren sudah bukan hal yang aneh
Meski pondok pesantren adalah sebuah institusi pendidikan keagamaan, namun
tetap saja permasalahan khususnya di hal moral tetap ada saja dan kerap
terjadi
Ada banyak hal dan alasan mengapa masalah kehilangan di Pesantren sering
terjadi
Entah hilang sandal, seragam, buku, peci bahkan uang dan lain-lain. Entah itu
disengaja maupun tidak
Hal-hal seperti ini sangat sulit dihindari. Bagi santri senior, masalah
kehilangan sudah tidak aneh. Namun bagi santri baru, hilangnya ember sudah
membuat goyah untuk melanjutkan pendidikan di pondok.
Maka dari itu kami akan melampirkan beberapa barang-barang yang sering hilang
di Pesantren serta cara atau solusi bagaimana agar tidak hilang
Meski tidak terlalu sering dalam kehilangan uang pada santri. Namun kehilangan
uang lebih berarti, karena bentuknya yang bisa ditukar dengan barang lain atau
makanan, hingga jejaknya sulit untuk ditelusuri
Tidak seperti hilangnya sandal atau ember. Mungkin kita bisa menemukannya
kembali di tempat lain dan di lain waktu.
Namun uang, jika kita tidak menuntaskan masalah tersebut. Maka akan menjadi
kebiasaan dan menjadi hal yang lumrah, nauzubillah.
Permasalahan kehilangannya uang di Pondok, tidak jauh dari adanya kesempatan,
ini yang sering terjadi.
Dan jika adanya niat memang jarang, kecuali tersangka memang sedang
benar-benar terdesak membutuhkan uang namun menggunakan cara-cara yang salah.
Yang paling sering terjadi adalah adanya kesempatan. Kita tidak bisa begitu
saja menyalakan mereka yang mengambil uang tanpa izin, mungkin dari kita
sendiri yang terkadang sombong dan pamer harta yang kita miliki
Alhamdulillah, selama saya di Pesantren dulu jarang dan bahkan tidak pernah
kehilangan uang meski di simpan di dalam lemari atau hilang terkadang karena
lupa atau terjatuh
Karena saya jarang memperlihatkan bahwa saya sedang pegang uang atau seperti
orang banyak uang alias hidup sederhana dan sewajarnya saja
Berikut saya lampirkan solusi supaya uang tidak hilang di Pesantren
Solusi agar uang tidak hilang di Pesantren yang pertama adalah di titipkan.
Titipkan uang yang kamu miliki, mungkin siang hari kamu kedatangan orang tua
atau saudara dari rumah, lalu menitipkan sejumlah uang, maka segeralah uang
tersebut dititipkan ke BMT/Bank Santri tempat penitipan uang
Jika tidak adapun, silahkan titipkan pada ustadz atau kakak senior yang
dipercaya. Agar uang tersebut tidak hilang
Karena khawatir, jika hanya disimpan di lemari akan lupa atau terpakai boros
bahkan sampai hilang.
Cara yang kedua supaya uang tidak hilang di Pesantren yaitu beli lah kunci
gembok atau semacamnya. Mulailah kunci lemari supaya aman.
Meski tidak ada uang yang sedang disimpan pun, orang melihatnya tidak curiga.
Berbeda jika tiba-tiba lemari mu dikunci. Pasti orang mengira kamu sedang
menyimpan sejumlah uang.
Mengunci ini pun termasuk pada hal kedisiplinan, bagaimana kamu menjaga
barang-barang berharga di asrama.
Di Pesantren memang semua santri menerapkan kesederhanaan. Namun memang ada
beberapa orang yang memiliki banyak uang akan lebih terlihat dari
barang-barang dan pakaian yang ia miliki.
Meski orang tua menitipkan atau jajan bulanan yang cukup banyak, maka
disarankan agar tetap bergaya hidup sederhana dengan tidak boros atau bahkan
sombong.
Inilah yang memicu orang untuk mencari barang berharga yang kamu miliki. Maka
gaya hidup sederhana perlu lah diterapkan.
Terkadang hilangnya uang di Pesantren juga kita sering kelupaan. Jika siangnya
uang tersebut telah terpakai untuk membelikan sesuatu.
Lalu keesokan harinya, kita melihat jika uang yang kita miliki sudah tidak
ada. Padahal kemarin sudah terpakai, lalu tiba-tiba mengabari mudabir atau
kakak senior bahwa uang kita ada yang mencuri.
Atau bahkan ada juga uangnya yang terjatuh dijalan, namun sayangnya orang yang
menemukannya tidak jujur alias tidak mengembalikan nya ke kakak senior agar di
umumkan.
Maka ada baiknya ketika kita merasa jika uang yang kita miliki tidak ada, maka
ada baiknya kita meyakinkan terlebih dahulu.
Apakah uang tersebut benar-benar hilang karena di curi atau malah kita lupa
jika telah di gunakan atau terjatuh.
Sebab jika tidak, teman se asrama akan terkena dampak atau timbul fitnah.
Wallahu'alam
Barang kedua yang sering hilang di Pesantren yaitu sendal. Meski bentuknya
bukan seperti uang sendal adalah senjata utama kita ketika aktivitas
berlangsung di Pesantren.
Terkadang santri berfikiran jika meng gosob atau memakai sendal orang tanpa
izin sudah lumrah. Padahal tidak demikian, dosa nya pun sama dengan orang yang
mencuri uang diatas tadi.
Sayangnya, kesadaran akan tidak menggunakan sandal orang lain tanpa izin ini
sangat sulit. Karena sifatnya seperti domino.
Domino disini maksudnya, jika temanmu kehilangan sandal maka dia akan memakai
sandal mu, dan kamu akan memakai sendal temanmu yang lain, begitu seterusnya.
Maka dari itu berikut tips & trik agar sendal tidak hilang di Pesantren
Cara ini pertama kali di terapkan oleh Gontor. Cara supaya sendal tidak hilang
di Pesantren yaitu menggunakan tas sandal.
Gontor sendiri memiliki tas yang memang diperuntukkan untuk sandal, dimana
ketika para santri memasuki masjid, maka sandal para santri tersebut akan di
masukkan kedalam tas dan tas tersebut akan dibawa kedalam masjid.
Dan bagi santri yang tidak membawa tas sandal, maka akan terkena iqob atau
hukuman.
Cara seperti ini memang kurang cocok diterapkan di beberapa Pesantren yang
memang santri nya belum sebanyak Gontor.
Pun di Pesantren saya dulu, pernah sempat diusulkan cara seperti ini, namun
ada lain hal yang tidak bisa diterapkan.
Cara kedua agar sandal tidak hilang di Pesantren yaitu dengan memberinya
tanda.
Saya paham, mungkin dari beberapa santri yang membacanya ini pasti akan bilang
"percuma"
Sebenarnya tidak ada yang sia-sia, meski sudah di tandai namun tidak hilang,
setidaknya sendal mu memiliki ciri atau khas yang berbeda dari sandal temanmu
yang lain
Sebab jika tidak memberinya tanda, orang lain akan mudahnya mengakui begitu
saja sendal mu yang baru di beli dari koperasi.
Kecuali kamu membelinya di tempat lain yang benar-benar berbeda dan tidak ada
yang memiliki nya kecuali kamu, limited edition.
Setibanya kamu di masjid, kamar atau tempat lain, jangan pernah malas-malas
untuk mengkondisikan terlebih dahulu sandal mu
Terlihat sepele, namun cara ini sangat efektif, bagus dan efisien. Modal
utamanya adalah kedisiplinan.
Sebenarnya saya pun menulis ini sambil senyum-senyum sendiri. Dulu cara ini
sering saya gunakan ketika di asrama atau di masjid, sendal terlebih dahulu
saya amankan di tempat tersembunyi sebelum masuk masjid atau asrama.
Terlihat ribet, namun setelah keluar masjid dijamin kamu tidak akan kehilangan
sendal mu dan aman pulang dengan tidak nyeker.
Seragam termasuk barang yang sering hilang di Pesantren karena bentuknya sama
dan sangat dibutuhkan.
Namun hilangnya seragam tak seekstrim hilangnya sandal.
Setidaknya seragam digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu dan jika diambil
pun mudah di kenali.
Namun perlu juga kehati-hatian dan kewaspadaan, karena dimana kita sedang
membutuhkan seragam, namun seragam hilang, maka akan repot
Karena seragam digunakan untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah dan jika
tidak memakai seragam akan malu atau terkena hukuman
Barang yang sering hilang di Pesantren selanjutnya adalah peci. Peci sama hal
nya dengan seragam
Posisi barang yang sering hilang kedua setelah sandal yaitu peci, karena
sering dipakai untuk pergi ke masjid atau upacara dan kegiatan keagamaan
lainnya
Adapun cara atau solusi agar tidak hilang nya peci sama seperti cara-cara
seragam. Silahkan baca supaya peci tidak hilang atau tertukar dengan
artikel berikut ini
Barang terakhir yang sering hilang yaitu buku. Buku atau kitab yang hilang ini
tidak sama seperti seragam atau peci
Karena kitab itu sendiri hanya diperlukan oleh kelas-kelas yang sama, jika
kita duduk di kelas 3 maka yang mengambil buku kita tanpa izin tidak jauh dari
teman sekelas atau seangkatan
Jadi lebih mudah diidentifikasi atau ditemukan, baca selengkapnya untuk lebih
mengetahui trik supaya buku tidak hilang.
2. Bully
|
Gambar: Pexels.com |
Kembali ke pembahasan utama Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren yaitu
terjadinya pembullyan atau dalam istilah lamanya bisa dikenal dengan pelecehan
Bullying atau kasus pelecehan ini sebenarnya tidak hanya di Pesantren, di
sekolah formal pun kerap terjadi
Namun bedanya kasus bullying dulu dengan sekarang berbeda. Dimana jaman
sekarang adanya sosial media dimana kasus pembullyan ini bisa diekspos atau
disebarkan
Sedangkan jaman dulu, sebelum ada medsos kasus pembullyan hanya diketahui
dilingkungan saja
Dimana yang kuat akan menindas yang lemah dan yang lemah tidak bisa melawan
atau tidak berani melaporkan nya, karena takut akan terjadi lebih parah oleh
seorang pem bully
Saya pun dulu merasakan pembullyan ini, diantaranya oleh teman sendiri.
Diantaranya terkadang disuruh mengerjakan tugas mereka, dihina dan masih
banyak lagi
Sebelum memecahkan masalah pembullyan ini mari kita identifikasi terlebih
dahulu kategori para korban pembullyan tersebut:
Berpenampilan cuek atau kurang modis menjadi salah satu santapan pembully,
dimana penampilan fisik atau baju yang menurut kebanyakan orang aneh dan tidak
sesuai di mata mereka akan menjadi bahan bulan-bulanan.
Semisal sang anak jarang mandi atau mencuci, maka anak tersebut akan di ledek
atau dihina "si jorok" misalnya
Pembullyan ini sering terjadi dikalangan santri baru, dimana sesama santri
akan meledek temannya
Namun tak jarang kakak kelas yang kurang mengerti malah ikut-ikutan, namun
hanya sedikit saja
Karena yang paham dan mengerti akan lebih menasehatinya dengan baik, bukan
dengan cara meledeknya.
Bersifat aneh ini seperti sifat bawaan dari rumah, seperti ngomong yang kurang
jelas, cadel, gagap sumbing dan kelemahan lainnya
Memang menjadi keunikan tersendiri dan hiburan, namun tidak semua penderita
diatas merasakan atau menyadari hal diatas
Maksudnya, Terkadang ada yang tidak bisa bercanda atau maksudnya lebih
mengganggap jika gurauan tersebut adalah hal yang serius
Jadi seorang santri tersebut akan merasa dihina atau direndahkan.
Ras ini sama seperti poin kedua diatas. Kulit, logat atau kebiasaan yang
berbeda dari teman lainnya terkadang menjadi bahan ledekan
Karena pembullyan atau ejekan di Pesantren tidak seperti di sekolah. Jika di
sekolah biasanya akan meledek teman dengan nama orang tua
Jika di pesantren tidak meledek dengan nama orang tua, tapi dengan ciri yang
berbeda dari orang pada umumnya dilingkungan tersebut
Sebenarnya santri yang egois disini merupakan hal yang positif, dimana santri
yang egois mementingkan tugas dan tanggung jawab milik pribadi nya. Seperti
tugas sekolah, setoran hafalan dan lain-lain
Biasanya santri yang semangat seperti ini terkadang terkena sasaran sindiran,
ledekan dari teman-teman yang tertinggal
Sifat santri pada dasarnya sama dengan masyarakat pada umumnya, bermacam-macam
jenis watak dan karakter
Ada yang jarang berbicara, jarang berkumpul atau jarang berinteraksi. Ada
banyak berbagai macam alasan
Santri tipe seperti ini pun terkadang sering disindir, sudah sering
menyendiri, terkena ledekan pula. Biasanya santri tipe seperti ini pun jika
tak kuat mental, maka akan keluar dari pesantren.
Solusi menghindari pembullyan ini yaitu bisa dengan cara:
Setelah terkena bullying, diharapkan pada teman atau dirinya sendiri yang
terkena bullying langsung melaporkan pada kaka senior supaya mendapatkan
mediasi.
Tak mengapa bila dibilang "tukang ngadu" setidaknya teman pembully akan segan
atau kapok suatu ketika ingin mulai membully mu lagi.
Memang akan terasa percuma menasehati pembully atau bahkan kamu tidak akan
berani
Menasehati nya bukan oleh temannya langsung, namun bisa melalui kakak senior
atau ustadz yang lebih didengar
Sesekali sedikit menggubris bullyan memang tidak masalah. Namun jika
pembullyan tak kunjung selesai, ada baiknya kamu mengabaikan bully tersebut.
Karena lama kelamaan sang pembully akan bosan sendiri, sebab kamu tidak
merespon mereka.
Solusi terakhir menghadapi pembullyan ini yaitu bersabar. Memang berat dan
sulit, namun ketahuilah sabar senjata terakhir dalam menghadapi berbagai
masalah di Pesantren
Ucapkan Alhamdulillah, terimakasih dari setiap ledekan, hinaan, cacian dan
makian.
Ketika kesabaran sudah habis, tak mengapa juga sesekali kamu melawan
mereka.
Namun perlu digarisbawahi, jika sekiranya kamu bisa benar-benar melawan
mereka. Jika tidak, serahkan saja pada yang lebih kuat atau berwenang.
|
Gambar: Pexels.com |
3. Menu Makanan
Menu makanan di Pesantren memang tak seenak menu makanan di rumah atau rumah
makan
Karena Pesantren sendiri pada dasarnya adalah tempat untuk belajar mandiri dan
menimba ilmu agama
Pesantren bukan restoran rumah makan atau bahkan hotel. Dengan menu masakan
sajian yang enak dan asrama yang mewah
Bukannya pesantren tidak bisa menyajikan masakan seenak rumah makan, sangat
memungkinkan pesantren menyajikan menu ala restoran mewah
Namun hal tersebut bukan termasuk pada pendidikan. Pesantren mendidik para
santrinya dengan menu makanan ala kadarnya, meski dengan tahu dan kerupuk
Belajar bersyukurlah, diharapkan para santri memaknai betul-betul makna
bersyukur tersebut. Berapa banyak orang-orang diluar sana yang sama sekali
tidak makan beberapa hari.
Adapun solusi menghadapi menu makanan yang tidak disukai bisa dengan cara:
Jika pada hari itu terdapat lauk yang kurang kita sukai dan minati, kamu bisa
hanya mengambil nasi nya saja dan membeli lauknya di kantin
Biasanya di beberapa Pesantren, kantin menyediakan lauk nasi untuk makan.
Seperti pepes ikan, daging ayam dan lain-lain.
2. Stok abon, kecap dan sambel
Seperti pada artikel sebelumnya yang pernah kami tulis yaitu makanan yang di
bawa anak pesantren di dalam artikel tersebut kami telah merekomendasikan
beberapa makanan dan cemilan yang cocok untuk santri di pesantren
Abon, kecap dan sambel atau beberapa makanan lainnya bisa dijadikan teman
makan nasi yang cocok dikala menu makanan pondok kurang support.
Ada beberapa santri yang memang terkadang alergi dengan lauk. Maka dari itu,
biasanya pihak dapur menyediakan lauk khusus bagi santri yang memang
benar-benar tidak suka dengan lauk yang ada saat itu.
Kamu bisa langsung bicara saja dengan ibu-ibu dapur atau bagian dapur jika
kamu tidak berkenan dengan lauk saat itu
Biasanya dapur akan mengganti nya dengan mie instan atau lainnya.
|
Gambar: Pexels.com |
4. Gatal-gatal
Masalah Yang Sering Terjadi di Pesantren terakhir yaitu gatal-gatal atau para
santri terkadang menyebutnya dengan kata "jarob" jarob sendiri berasal dari
kata bahasa Arab yang artinya budug.
Biasanya ustadz mengatakan belum sah seorang santri jika selama di pondok
belum pernah terkena penyakit jarob.
Jarob atau budug itu sendiri berasal dari kuman dan bakteri yang berada di
kulit santri yang jorok.
Biasanya santri yang jorok disebabkan jarang mencuci dan mandi, terkadang ada
pula santri yang rajin mandi dan mencuci tetap terkena penyakit ini
Itu disebabkan santri tersebut tertular dari temannya yang jorok.
Fenomena ini memang sangat sulit dihindari, karena garuk-garuk sendiri
merupakan ciri khas seorang santri.
Bahkan tak jarang rasa gatal atau budug tersebut terkena alat vital
dikarenakan jarang mengganti pakaian dalam.
Berikut Trik mengatasi fenomena jarob atau budug pada santri:
1. Rajin Mandi dan Mencuci
Rajin-rajinlah mandi minimal sehari dua kali. Sesibuk apapun aktivitas kita di
Pondok, kegiatan mandi harus di sempatkan
Karena aktifitas di Pondok yang padat 24 jam cukup membuat banyak bakteri dan
kotoran pada kulit
Tak jarang terkadang air di pondok pun kurang mendukung. Maka dari itu jika
yang mandi saja masih gatal-gatal apalagi yang tidak mandi.
Mencuci pakaian ada baiknya dilakukan dua atau tiga hari sekali. Jangan
menumpuk pakaian kotor di dalam lemari
Lebih baik setiap hari mencuci, mencicil pakaian sedikit demi sedikit daripada
langsung sekaligus mencuci di satu waktu karena tidak baik.
Jemur Kasur minimal seminggu sekali, bukan hanya kasur mu saja tapi kasur
temanmu yang lainnya juga
Karena di satu asrama kamu tidak tinggal sendirian. Ingatkan temanmu supaya
hidup bersih, sehat dan disiplin.
Biasanya di dalam lemari santri ada makhluk penghisap darah yang namanya
tumbila.
Hewan ini pun kerap membuat kulit santri gatal-gatal. Bisa disebabkan karena
kelembapan suhu ruangan di asrama dan aneka aroma di asrama yang semakin
membuat kutu kupret ini betah.
Dettol sudah dikenal cukup ampuh mengatasi kuman dan bakteri. Entah Dettol
yang diteteskan di bak mandi atau berupa sabun
Banyak sabun mandi yang memang dikhususkan untuk membasmi kuman dan bakteri
lebih ampuh selain Dettol
Penggunaan sabun antiseptik ini sangat direkomendasikan bagi para santri di
Pondok Pesantren.
Meski "tandziful aam" seminggu sekali sebenarnya tak perlu menunggu
hari-hari tertentu untuk bersih-bersih atau mengandalkan yang piket
Kapanpun dirasa asrama atau kamar terlihat mulai bau atau berantakan,
silahkan segera di instruksikan kepada anggota asrama supaya bersih-bersih.
6. Simpan pakaian kotor diluar asrama
Terkadang beberapa santri menyimpan pakaian kotor di lemari supaya tidak
hilang. Namun menyimpan pakaian kotor didalam lemari juga tidak baik
Sebab kuman dan bakteri atau bahkan bau apek akan menyebar ke sekitar
lemari. Pakaian bersih pun akan terkena bau nya
Maka dari itu, ada baiknya pakaian kotor, kaos kaki kalo bisa simpan atau
bungkus di luar kamar. Supaya tidak hilang, segera cuci.
Penutup
Nah, sobat wakilsantri sekalian. Itu dia daftar-daftar dan solusi
masalah-masalah yang sering terjadi di Pesantren.
Sebenarnya masih sangat banyak, namun kali ini kita membahas nya pada
hal-hal yang kerap terjadi saja
Tidak hanya di Pesantren, hidup diluar pesantren pun pasti akan ada saja
masalah.
Masalah itu pun kembali lagi pada kita bagaimana mengahadapi permasalahan
yang ada.
Hadapi dan jangan lari dari masalah, atau bahkan mengkambing hitamkan
pihak-pihak lain.
Masalah datang untuk menguji sejauh mana kita sabar menghadapi masalah
tersebut. Jika kita lulus dari permasalahan tersebut, maka naik pula lah
derajat kita di hadapan Allah Subhanahu wa ta'ala
Wallahu'alam..