Cerita Inspirasi Santri: The Boy and His Dog
Alkisah diceritakan, pada suatu hari di sebuah pedesaan dipinggir hutan.
Hiduplah seorang kakak beradik yang tinggal sebatang kara tanpa Ayah dan Ibu
disebuah rumah kecil nan sederhana.
Keduanya tinggal dengan ditemani seekor anjing yang selalu setia menjaga dan
menemani mereka berdua kemanapun mereka pergi.
Pada suatu hari sang kakak ingin berburu kehutan untuk mendapatkan hewan
buruan sebagai persediaan makanan dirumahnya.
Karena sang adik masih balita, terpaksa ia meninggalkannya dirumah dengan
anjingnya yang selalu setia menjaga dan menemani.
Sebenarnya sang kakak sangat ragu dan khawatir, bagaimana jika terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan, ia tak tega meninggalkan mereka berdua dirumah.
Karena terpaksa, sang kakak memberanikan diri pergi ke hutan untuk berburu dan
meninggalkan mereka berdua dirumah. Lalu ia berjanji tidak akan lama ketika
berburu.
Dapat tidak dapat, ia harus lekas segera pulang kerumah untuk segera menemui
mereka berdua.
Singkat cerita, sang kakak berhasil mendapatkan buruan seekor rusa. Dengan
senangnya ia pulang kerumah untuk segera mengolah hasil buruannya lalu
membagikan pada adik dan anjingnya.
Sesampainya ia dirumah, sang kakak terkejut melihat seisi rumah berantakan,
lalu ia lekas menuju kamar sang adik.
Karena panik jika terjadi sesuatu, ia menodongkan senapan angin ke sekitar
ruangan.
Perlahan-lahan ia menyusuri setiap ruangan, sesampainya di kamar sang adik,
sang kakak terkejut melihat banyak darah berceceran disekitar kamar adiknya
Belum masuk kedalam kamar, lalu anjing nya keluar hendak menghampiri sang
kakak dengan berlumuran darah disekitar mulut dan badan sang anjing tersebut.
"Stop! Berhenti! Jangan mendekat!"
"Dasar kau anjing pembunuh!" Teriak sang kakak yang masih tak percaya
dengan apa yang terjadi
Daaarrrr...!!
Selongsong peluru dilepaskan tepat dikepala si anjing
Ia segera menghampiri kamar sang adik, dan melihat ternyata adiknya baik-baik
saja dan sedang tersenyum sambil menggigiti jari-jarinya.
Dan ketika ia melihat disamping kasur sang adik, terkapar seekor serigala.
Intisari Cerita
Pembaca Budiman, dari kisah diatas tadi dapat kita ambil hikmahnya, bahwa
segala sesuatu jika kita belum mengetahui kebenaran nya secara menyeluruh nan
utuh, janganlah kita untuk cepat-cepat mengambil sebuah kesimpulan bahkan
langsung tindakan.
Karena jika kita salah, maka akan sama kejadiannya seperti cerita diatas tadi.
Terlebih di jaman sekarang yang serba canggih ini, di media sosial bahkan blog
ini contoh nya, janganlah kita langsung menelan bulat-bulat Informasi yang
ada.
Ada baiknya terlebih dahulu kita cross-check, atau dalam bahasa timur
nya adalah Tabayyun.
Kenali, pahami, gali lebih dalam lagi tentang kebenaran informasi tersebut.
Jika dirasa sudah jelas, barulah kita membuat sebuah kesimpulan.
Tenang dan sabar adalah kunci dari segala emosi yang tak terkendali.
Cerita diatas hanya cerita dari sebagian kecil saja, berapa banyak orang atau
mungkin anda sendiri yang menjadi korban ketidak hati-hatian seperti
ini.
Hanya mengandalkan apa yang dilihat itulah yang terjadi, lalu membuat
kesimpulan sendiri, Nauzubillah.
Cerita ini penulis rangkum dari buku "Stories For You" dengan
judul "The Boy and His Dog."
Semoga dari Cerita ini kita mendapatkan hikmah nya, silahkan share ke sosial
media ataupun WhatsApp, agar lebih banyak lagi orang yang mengetahui tentang
kisah "The Boy And His Dog" ini.
Wabillahi taufiq wal hidayah
Wassalamu'alaikum..