Sedekah adalah harta kita yang sebenarnya Sedekah Sekarang

Dampak Negatif Anak Masuk Pesantren

Baik pembaca budiman, kita lanjutkan kembali pembahasan utama kita pada artikel kali ini yakni Dampak Negatif Anak Masuk Pesantren
Dampak Negatif Anak Masuk Pesantren

Judul artikel yang kami buat kali ini tidak ada tujuan untuk menakut-nakuti atau menjelek-jelekan apalagi memojokkan, karena kami pun akan memposting dengan judul artikel sebaliknya, yaitu Dampak Positif Anak Masuk Pesantren di lain kesempatan.

Di dunia ini tidak ada yang sempurna

Penulis juga adalah seorang santri, insyaAllah saya paham betul seluk beluk kehidupan santri di Pesantren

Karena jika penulis bukan seorang santri, tidak mungkin kami membuat tentang blog bertemakan Santri dan Pondok Pesantren dan menulis (yang katanya) banyak tulisan sejauh ini.

Maka dari itu pada blog yang beralamatkan wakilsantri.blogspot.com ini author sengaja menyembunyikan identitas creator

Tujuan penulis menyembunyikan identitas semata bukan karena tidak ingin bertanggung jawab pada setiap tulisan kami

Tapi kami hanya berusaha menjaga nama dan identitas pribadi maupun histori pesantren kami, agar para pengunjung, pembaca lebih fokus dengan apa yang kami sampaikan

"Undzur Maa qoola, wa laa tandzur man qaala."

Artinya: "Lihatlah apa yang di bicarakan, dan jangan lihat siapa yang berbicara."

Sebelum author membuat blog ini pun, author sudah memikirkannya matang-matang. Jika kelak apakah blog wakilsantri.blogspot.com (Wallahu'alam) viral kah ataupun tak ada pengunjung kah, hanya satu niat yaitu "Dakwah" lillahita'ala.

Itulah fokus utama kami.

Maka dari itu tak bosan-bosannya kami mengingatkan, jika ada salah kata, salah kutipan ataupun penulisan, jangan segan-segan untuk kontak kami, atau langsung berkomentar pada postingan

InsyaAllah kami sangat membuka pintu selebar-lebarnya demi sebuah perbaikan

"in uriidu illal islah.."

Artinya: "Yang saya inginkan hanyalah perbaikan.."

Kepada rekan sekalian, saya hanya mengingatkan, dalam hidup ini kita jangan takut akan kesalahan, jangan takut ini itu, selama niat kita bagus, baik, karena Allah

"Fastabiqul khairaat.." 

Berlomba-lombalah dalam kebaikan

Jangan menunggu diri ini menjadi orang benar terlebih dahulu baru mulai dakwah, jika mindset kita seperti itu, maka tidak akan ada orang yang berdakwah di bumi ini.

Sejatinya jika kita berdakwah sebenarnya kita sedang mendakwahi diri kita sendiri

Jika bukan kita siapa lagi? Dan jika bukan sekarang? 

Wallahu'alam

Baik pembaca budiman, kita lanjutkan kembali pembahasan utama kita pada artikel kali ini yakni Dampak Negatif Anak Masuk Pesantren

Silahkan baca sampai habis artikel ini dan mulai buat kesimpulan sendiri lalu tinggalkan jejak komentar di kolom komen dibawah ya!

Dampak Negatif Anak Masuk Pesantren

1. Kurang update

Minimnya sumber informasi di Pesantren terlebih di zaman yang serba hoaks ini sebenarnya malah membuat positif para santri di pesantren

Jika dulu media informasi hanya ada dari radio, televisi dan media cetak seperti koran, majalah atau buletin yang sudah matang tentang kebenarannya

Di era informasi ini jika seseorang benar-benar tidak pintar dalam mengolah informasi maka akan cepat terbawa provokasi

Sebenarnya tak mengapa jika santri di cap "kudet" kurang update

Toh ke kudetan ini bisa disusul sendirinya nanti, "Yang penting dasarnya" 

Apa tuh "dasarnya?"

Lanjut baca kebawah yaa

Seperti yang sedang Anda baca saat ini, saya (penulis) adalah seorang santri yang dulunya sangat kudet

Butek 

Buta teknologi

Bahkan tak mengerti komponen-komponen komputer sekalipun

Yang saya tau hanya "Allah itu Esa, Rasululloh adalah utusan-Nya dan Al-Qur'an kalam-Nya yang wajib saya perjuangkan hingga akhir hayat." 

Setelah saya mengetahui hal-hal dasar ini, Alhamdulillah lulusnya saya kuliah dengan jurusan Teknologi dan Informasi saya lebih tau ke arah mana teknologi ini harus dibawa.

2. Canggung dengan lawan jenis

Dampak Negatif Anak Masuk Pesantren yang kedua seperti ulasan artikel yang pernah saya tulis sebelumnya Sifat Anak Pesantren dan Sisi Gelapnya yaitu Canggung atau kaku terhadap lawan jenis

Ya, karena 24 jam di Pesantren tidak ada sama sekali perempuan

Tidak seperti murid atau siswa di sekolah yang mungkin rileks dan santai dengan lawan jenis

Namun tidak pada santri

Santri cenderung sensitif atau cepat baper 

Salah kata saja seorang wanita berkata pada santri, maka santri akan merespon nya dengan serius, terlebih jika itu perasaan

Tapi hal wajar ini hanya butuh waktu untuk beradaptasi

Kami pesimis dengan wanita yang modis

Kami pesimis dengan wanita yang kekinian

Maafkan kami kaum yang tertinggal

Bukan salahmu yang tak bisa mengerti kan kami, hanya kami yang begitu takut dengan segala kemungkinan hal yang belum pasti akan terjadi

Separuh pengalaman hidup kami dihabiskan dihadapan kertas kuning dan huruf-huruf arab gundul

Hanya satu yang kami pegang teguh

"Jangan pernah berani kau usik ulama kami."

3. Tidak betah dirumah

Poin ketiga Dampak Negatif Anak Masuk Pesantren ini pada dasarnya tergantung lagi pada individu santri itu sendiri

Namun mayoritas yang kami rasakan setelah khatam nya kami dari pondok, resah dan gelisah untuk berdiam diri terlalu lama dirumah membuat kami ingin berkelana, berkeliling daerah (yang mampu pasti ke Mesir, Saudi, Pakistan, Maroko dan lain-lain) 

Padahal kami sendiri dituntut untuk bermanfaat dirumah kami sendiri selesainya kami dari pondok

Namun apa daya, yang kami rasa sebenarnya masih belum cukup untuk mengabdi dirumah sendiri (lingkungan sekitar)

Rasa masih ingin menimba ilmu sebanyak-banyaknya di bumi Allah sana 

4. Obsesi menikah tinggi

Ya itulah pembaca blog wakilsantri.blogspot.com yang di Rahmati Allah.

Dunia luar tak seindah dunia pesantren

Berat sangat ujian sebenarnya yang kami hadapi

Jika di Pesantren pertanyaan hanya di lontarkan dalam selembar kertas jika Zinah itu dosa

Tapi di Dunia luar itulah sesungguhnya ujian sebenar-benarnya ujian, nilai apa yang kita dapat di raport Allah kelak

5. Stagnan circle

Bagi Anda (santri) yang sedang membaca artikel ini, saya sangat berharap agar cepat-cepat menyadari

Menyadari jika teman ibarat lift

Ibarat lift yang terkadang bisa membawa kita naik atau malah sebaliknya

Memang benar pertemanan yang lebih dari 6 tahun, maka dipastikan akan menjadi teman selamanya

Namun itu semua ada batasnya

Tidak harus melulu kita berteman hanya pada circle tertentu, kita harus lebih membuka pikiran

Kita butuh inspirasi-inspirasi dari mereka-mereka yang memiliki apa yang tidak kita miliki

Demi kesatuan dan keamanan Republik ini

Mari sama-sama kita saling melengkapi

Mulai merangkul dan bergandeng tangan menuju satu kesatuan yang utuh, atas dasar Negara dan Bangsa

Merdeka! 

Kesimpulan

Alhamdulillah.. Alhamdulillah hirabbil'alamin

Penulis masih diberi waktu dan kesempatan oleh Allahu rabbul arsy' 

Penulis masih diberi wawasan

Penulis masih diberi waktu

Maka dari itu kami benar-benar tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang singkat ini

Kami benar-benar ingin memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin

Wawasan ini sebaik mungkin

Apalah daya alfaqir ini berani-beraninya menulis dan dibaca banyak orang setiap harinya

Namun apa daya, ikhtiar dalam menegakkan yang haq

Wallahu'alam

Posting Komentar