Cerita Motivasi Anak Pesantren: Ikut-ikutan Membabi Buta
Alkisah di ceritakan pada suatu hari terdapat dua orang musafir yang sedang
berkelana dari sebuah negeri ke negeri lain dengan membawa dua ekor keledai
yang masing-masing membawa saling satu keledai.
Dimana salah satu keledai dari para musafir tersebut membawa barang bawaan
dari negeri mereka berasal berbeda-beda.
Musafir pertama berkelana dengan membawa keledai yang mengangkut dua karung
pasir penuh berisikan garam yang akan dijualnya di pasar jika mereka sudah
mulai habis perbekalan.
Sedangkan musafir yang kedua membawa keledai yang mengangkut dua karung pasir
penuh berisikan cangkang kerang yang juga bisa dijualnya di pasar untuk
diolahnya menjadi barang perhiasan rumahan.
Pada suatu ketika, di tengah perjalanan kedua musafir tersebut memutuskan
untuk beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa lelah selama perjalanan
mereka menuju suatu negeri.
Walhamdulillah, kedua musafir tersebut menemukan sebuah sungai yang luas,
cukup bagi mereka untuk memandikan kedua keledainya yang terlihat sudah
lumayan lusuh dan kelelahan.
Sesampainya mereka di bibir sungai, belum sempat mereka mengikat kedua keledai
mereka dan membuka barang bawaan yang masih melekat di punggung keledai, salah
satu keledai dari mereka langsung menuju sungai dan menenggelamkan diri nya
kedalam sungai beserta barang bawaan yang masih melekat di punggung keledai
tersebut.
Dengan girangnya sang keledai pertama mandi dan meminum air sungai.
Selesainya keledai pertama setelah menenggelamkan diri nya dari dalam sungai
lalu perlahan keledai pertama tersebut naik ke daratan sungai.
Karena keledai pertama tersebut membawa dua karung penuh garam, karena masuk
kedalam air, tentu garam yang ada dalam kantung tersebut menjadi berkurang
karena terkikis oleh air didalamnya.
Melihat kejadian tersebut, keledai kedua yang membawa dua karung berisikan
cangkang kerang berharap jika ia akan mendapatkan hal yang sama seperti
keledai pertama yang membawa garam tersebut. Berharap setelah berendam dari
sungai maka beban yang ada dipunggung nya pun ikut berkurang.
Tak lama kejadian tersebut diikuti oleh keledai kedua yang membawa dua karung
berisikan cangkang kerang. Setelah memasuki sungai, keledai kedua tersebut
malah mendapati kejadian sebaliknya, yaitu bawaan yang dibawanya malah semakin
berat.
Karena isi cangkang kerang tersebut yang ada malah terisi penuh air dan membuat si keledai keberatan dan kehilangan keseimbangan, tidak seperti kantung garam yang akan terkikis oleh air.
Melihat kejadian tersebut, para musafir lalu bergegas menarik keledai kedua ke
daratan sungai.
Intisari Cerita
Melihat dari cerita diatas tadi, kita bisa mengambil hikmahnya. Bahwa segala
sesuatu yang telah dilakukan oleh orang lain belum tentu akan sama pula
seperti apa yang kita lakukan atau dapatkan.
Alangkah lebih baiknya, sebelum kita mengikuti atau melakukan sesuatu hal yang
seperti orang lain, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu kemampuan yang
kita miliki atau jika tidak kita akan bernasib sama seperti hal yang didapat
dari kisah keledai kedua pada cerita diatas tersebut.
Bukannya kemudahan atau keringanan yang kita dapat, malah sebaliknya,
kesulitan atau penambahan beban yang ada pada diri sendiri maupun orang
disekitar kita.
Nah pembaca budiman, tadi itulah sedikit cerita Cerita Motivasi Anak Pesantren
yang penulis ambil dari pelajaran Mutholaah yang mungkin dari beberapa pembaca
sudah mengetahui cerita tersebut sebelumnya.
Penulis sebelumnya mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyusunan kalimat atau
alur cerita. Silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.
Share pada teman atau keluarga jika cerita ini bermanfaat. Terimakasih sudah
berkunjung.