Wanita yang pertama kali ku kenali di sebuah pelosok desa membuat ku
benar-benar hancur berkeping-keping
Wanita yang pertama kali mengenal kan ku apa itu cinta
Meski singkat waktu yang mempertemukan kita, namun cinta pertama ini sangat
membuat ku terkesan
Kejadian terakhir yang membuat ku tak pernah ingin kembali mengenal cinta
Tak seharusnya aku secepat ini mengenal cinta
Hari-hari ini terasa sangat berat
Dimana aku harus benar-benar memilih
Logika dan akal sehat ku tak berfungsi semestinya
Hanya karena kami yang berbeda dunia
Dunia Pesantren dan dunia fana
Waktu, jarak dan komunikasi yang selalu melulu ku salah kan
Karena terimakasih, engkau wanita pertama yang telah menghargai ku
Aku yang bodoh dan polos mencintaimu sebisaku
Ku tau tatapan tulus terakhir mu, saat ku kembali lagi ke pondok
Tak seharusnya aku mengenalmu
Tak seharusnya ku mengikuti hawa nafsu ku
Ku luruskan kembali benar-benar niat pertama ku untuk memilih mesantren
Siapa aku dan menjadi apa aku seharusnya
Menggelar kan sajadah malam itu adalah jalan terakhir ku untuk meminta yang
terbaik pada Allah
Mengikhlaskan segalanya
Merelakan semuanya
Badai pun berlalu
Rintik rintik hujan yang turun menerpa goresan luka dihati ini dirasa takkan
pernah membuat sembuh di setiap sayatan luka ini
"Kak jangan pernah tinggalin Nisa ya"
"Ngga, kakak janji ga bakalan ninggalin Nisa"
"Kak, maaf ya kaya nya kita udah ga cocok."
Kalimat-kalimat yang telah diucapkannya, seakan membuat ku tak pernah percaya
jika cinta itu ada
"Nisa harap kakak jangan hubungin Nisa lagi, Nisa sekarang udah punya pacar
kak"
"Saya pacarnya Nisa! Jangan pernah ganggu lagi pacar saya!"
Ku baca kembali setiap sms yang masuk saat itu
Ku buang hp ku ke perapian
Bara api yang memanaskan kuali besar untuk santri memasak mie itu pun
menghanguskan dengan cepat hp yang ku beli dari sisihan uang jajan bulanan
Ku bakar seluruh foto, buku dan kenangan lainnya
"Seburuk-buruknya harapan adalah berharap kepada makhluk!"
Jelas Ustadz yang sedang mengajar kan kami di Masjid
"Berharap lah hanya pada Allah!"
***
Waktu pun berlalu
7 tahun sudah ku tinggalkan Pesantren selepas ku lulus
Kenangan dan penjelasan dari ustadz masih terasa jika kenangan itu baru saja
terjadi
Luka yang membekas di masa lalu itu membuat ku menikahi seorang wanita yang
benar-benar tak pernah ku kenal sebelumnya
Tak ada lagi harapan pada makhluk
Hanya Allah lah segala makhluk berharap
Tamat