Lonceng jam masuk kelas siang berbunyi, para santri bergegas pergi menuju kelasnya masing-masing
Namun tidak dengan ku
Aku yang masih sibuk mencari-cari salah satu buku pelajaran yang hilang
Karena mata pelajaran yang satu ini sangat ketat, bagi santri yang tidak membawa buku/kitab tersebut akan berdiri sepanjang jam pelajaran
"Mana sih ni buku, perasaan semalem udah disiapin deh.." Ucapku dalam hati
Kucari atas, bawah hingga sela-sela lemari, namun nihil, aku tidak menemukannya sama sekali
"Raj, ayo.." Ajak Andy
"Iya ya, duluan aja dy." Jawabku
"Nyari apa ente.." Tanya lagi Andy yang sudah memasang sepatunya dari luar
"Ini buku ane kemana ya, ane cari-cari kok ga ada, perasaan semalem udah disiapin." Jelas ku pada Andy
"Di gosob itu mah.." timbal Andi menunggu ku depan pintu
"Engga mungkin dy, ane nyimpennya semalem dilemari, ga mungkin ada yang ngambil, lagian seharian lemari ane kunci kok."
"Ah.. lama ente, ana duluan ya.. di setrap nanti ane sama ustadz" Ucap Andy sambil meninggalkan kamar
"Iya iya dy, duluan duluan.." jawabku sambil sibuk mencari-cari ke setiap atas lemari
"Haduh.. mana ya.." keluhku dalam hati
"Hm.. jangan-jangan dikamar dua, tadi kan abis dari situ" ku coba untuk menebak-nebak
Ku susuri tiap-tiap lemari kamar dua
Ku lihat-lihat lagi setiap sela-sela lemari
Ku buka tumpukan kasur, berharap jika buku tersebut tertimpa diantara tumpukan kasur
"Zreeekk.."
Ku tengok kearah belakang sumber suara yang baru saja tak sengaja ku dengar
Meyakinkan kembali suara seperti ada yang menggeser lemari
Suara itu berasal dari pojok ruangan kamar dua ini
"Ah, kali suara orang lewat dari luar." Gumam ku dalam hati, meyakinkan diriku jika salah dengar
Sebenarnya bulu kuduk ku sudah naik, tapi aku tetap berfikir positif, tadi hanya suara dari luar saja, yang tak sengaja terdengar seperti lemari di geser
Seketika aku mengingat kembali kejadian raungan misterius yang terjadi beberapa hari lalu
Aku menguatkan kembali hati ku
Jika suara itu terdengar lagi, aku janji tak akan lari lagi, mengingat rasa sakit yang masih terasa karena loncat dari tangga gedung ini kemarin
"Gebbluugggg..."
Salah satu lemari seperti ada yang mencongkel lalu dijatuhkan nya begitu saja
"Wah, yang ini beda sih, udah maen fisik" ucapku dalam hati, pelan-pelan meninggalkan kamar dua, lalu lari secepat mungkin meninggalkan gedung
"Fiuh.."
Kali ini tak sekaget hari kemarin sampe loncat dari tangga, karena sebelumnya aku sudah mengambil ancang-ancang
"Hey! Anta!"
Teriak seseorang diseberang jalan, sambil memegang tongkat kayu yang siap dioleskan di paha santri jika melanggar
"Kenapa belum masuk kelas? Malah lari-larian" Teriaknya lagi
"Iya, kak ini mau buru-buru masuk kelas."
"Alesan kamu! Mana sepatu kamu?" Bantahnya
Sial, aku tak bisa ngeles kali ini
"Hmm.. sini sini.." ucapnya pada ku sambil mengayunkan tongkatnya yang menyuruhku untuk mendekati nya
"Hhh.." geram ku dalam hati, karena pasti jeweran yang kudapat
"Aaa.. aduh.. duhh.." rintih ku kesakitan karena jeweran nya di telinga ku
"Masih mau telat ga??" Tanyanya pada ku sambil menjewer telinga ku semakin keras
"Ngg.. ngga ka.. iya maaf ngga kak.. janji ga akan telat lagi"
"Dah sana pakai sepatu kamu, langsung masuk kelas cepat!"
Hhh.. sial sekali aku hari ini
Sudah dapat kejadian aneh, terkena hukuman pula
***
Teng.. teng..
Lonceng di pukul kembali, menandakan jam selesai nya KBM siang. Para santri keluar dari kelasnya masing-masing.
Kembali ke asrama untuk mengganti pakaian dan pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat ashar berjamaah.
Sesampainya kembali diasrama, kudekati lagi lemari yang tadi bergeser dan mencongkel sendiri hingga mengangkat lalu terjatuh
Kulihat Ozaq pemilik lemari sedang membenahi posisi lemarinya yang bergeser
"Zaq, lemari ente kenapa?" Tanyaku
"Tau nih, ada yang iseng kayanya." Jawab ozaq
Setelah menggeser lemari ke posisi semula, ozaq membuka lemarinya dan terlihat isi lemarinya berantakan
"Hhh.. siapa sih nih yang iseng, jadi berantakan kan isinya, jail banget sih." Keluh ozaq
"Ente tau raj gara-gara siapa lemari ane jadi berantakan gini?" Tanya ozaq padaku yang dari tadi melihatnya
"Ngga zaq, kurang tau juga. Mungkin anak-anak ngumpet kali tadi dibelakang lemari." Hindarku
Aku tak ingin memberi tau kejadian sebenarnya, karena takut ozaq malah jadi parno
"Eh raj! Gimana tadi ketemu buku ente? Untungnya tadi ustadz nya ga datang." Saut Andy yang melihat ku dikamar nya
"Engga dy, ane cari-cari tadi ga ada." Jawabku
Andy menarik ku yang mulai curiga
"Itu kenapa lemarinya si ozaq?" Bisik Andy
"Tadi waktu ane nyari buku disitu lemari si ozaq geser sendiri dy." Jujur ku pada Andy
"Geser? Siapa yang geser?" Penasaran Andy
"Ya ga tau ane juga, dikirain suara orang lewat diluar, taunya bener lemarinya geser sendiri." Jelasku
"Udah gitu doang? Kok itu ampe berantakan gitu lemari nya?" Tanya lagi Andi
Opik yang melihat kami bisik-bisik lalu mendekati
"Iya ngga geser doang tadi dy, lemarinya tadi ngangkat sebelah sendiri" lanjut ku
"Udah ngangkat sebelah gitu langsung di jatohin sendiri gitu."
"Apa si apaan" nimbrung opik
"Nih kaya gini nih ngangkat nya." Aku coba mempraktekan di kamar sebelah ke lemari ku sendiri
"Wah! Yang bener ente? Horor banget njir!" Kaget Andy
"Hhh, ya udah ga percaya mah."
"Lagian ngapain ane iseng-iseng nyari buku sampe ngacak-ngacak lemari orang ampe kaya gitu." Jelas ku pada mereka berdua
"Eh trus si ozaq nya tau?" Tanya opik
"Blum pik, tadi juga dia nanyain ke ane, cuma ane bilang ga tau aja." Jawabku
Adzan Ashar pun berkumandang
Seluruh santri keluar kamar menuju masjid
Ku amati baik-baik asrama dua dari luar tepat di pojok lemari ozaq berada
"Ayo raj!" Ajak opik
"Ngeliatin apa ente." Tanyanya lagi yang dari tadi melihat ku menatap ujung kamar
"Kita harus selidikin nih pik, ga bisa dibiarin kaya gini, genek ane." Ucapku
Bersambung