Piring atau shohnun di Pondok merupakan sebuah Tumbler dan peralatan makan
yang sangat penting bagi santri untuk kebutuhan makan pagi, siang dan sore
setiap harinya. Karena jika kita tidak punya barang tersebut maka akan sulit
saat hendak mengantri untuk makan di dapur.
Namun saya rasa santri tidak mungkin memiliki barang tersebut karena piring
ini barang yang sifatnya wajib dimiliki. Terkadang jika kita tidak memiliki
piring bisa saja terkena hukuman oleh bagian dapur.
Bukan begitu?
Namun tidak demikian, ada pula pesantren yang santai saja. Bahkan makan pun
tak selalu harus menggunakan piring.
Bagi pondok pesantren modern biasanya diwajibkan santri untuk memiliki
piringnya masing-masing, jika tidak maka akan terkena punishment atau hukuman
dan juga bisa menghambat waktu makan karena menunggu temannya selesai makan
untuk bisa meminjam piring tersebut.
Melihat hal-hal diatas sering kali santri kehilangan piring yang dimilikinya,
karena diambil atau tertukar dengan milik temannya. Pasalnya satu-satunya
tempat membeli piring yaitu hanya di koperasi pelajar, jadi piring dari setiap
santri sama.
Maka dari itu, melihat permasalahan yang terjadi diatas, kali ini kami akan
membagikan tips dan trik cara menandai piring agar tidak tertukar di
pesantren. Simak ulasan dibawah ini sampai habis.
Cara Menandai Piring Agar Tidak Tertukar
1. Lubangi Piring
Cara menandai piring agar tidak tertukar yang pertama yaitu hanya jika piring
yang kita miliki terbuat dari bahan plastik, maka ada baiknya kita menandai
piring tersebut dengan cara melubanginya dengan paku panas atau alat lainnya.
Agar piring yang kita miliki tidak tertukar dengan milik teman yang lain.
Melubangi piring disini bukan berarti melubanginya pada bagian tengah piring,
namun dengan melubanginya pada bagian pinggiran piring, bukan ditengah
piringnya, jika ditengah, ya pasti akan bocor.
2. Cat piring
Cara menandai piring agar tidak tertukar selanjutnya yaitu dengan cara
menandai piring dengan mengecat nya.
Disini kita bisa mengecat atau menandai piring pada bagian pantat piring. Bisa
mengecat dengan Tipe-X atau Cat besi.
Namun cara ini biasanya jika kita gunakan pada beberapa waktu cat pada piring
akan memudar. Terlebih hanya menggunakan spidol atau Tipe-X.
3. Seragamkan piring
Loh kok diseragamkan? Bukannya nanti malah tambah sering tertukar?
Maksudnya menandai piring agar tidak tertukar dengan cara menyeragamkan nya
yaitu dengan menyeragamkan piring perkelas nya.
Simpan saja kelas satu semua piring berseragam berwarna hijau. Dan kelas dua
piring berwarna biru dan seterusnya. Yang penting warna-warna piring dari
setiap kelasnya berbeda-beda.
Hal ini dilakukan agar yang menggunakan piring tidak sembarangan.
Jumlah piring pun harus disesuaikan dengan jumlah santri pada kelas tersebut.
Atau ada baiknya dilebihkan satu sampai tiga piring.
Namun menandai piring dengan cara menyeragamkan perlu kedisiplinan. Maksudnya
kedisiplinan disini yaitu setelah digunakan atau selesai makanan harus ada
salah satu perwakilan atau piket dari masing-masing kelas untuk mengecek
setiap jumlah Piring setelah menggunakan nya.
Menyeragamkan piring ini lumayan efektif dan solusi untuk menandai piring agar
tidak tertukar di pesantren. Setelah pemakaian dan dicuci oleh masing-masing
santri tentu ada baiknya disimpan atau dititipkan di dapur saja, maksudnya
tidak perlu kita membawa pulang piring tersebut kembali ke asrama seperti
biasanya.
Akhir kata
Nah itu dia sobat wakilsantri, beberapa tips dan trik cara menandai piring
agar tidak tertukar di pesantren, semoga bermanfaat.
Sebenarnya ada banyak upaya dan cara bagaimana agar piring tidak tertukar atau
hilang di pesantren.
Jika kamu bosan karena selalu kehilangan piring saat dipinjam oleh teman, maka
jangan sungkan untuk menolak untuk dipinjamkan.
Ya kurang lebih mungkin seperti itu cara agar piring tidak cepat hilang. Atau
juga kita bisa menggunakan piring dengan jenis yang berbeda. Mungkin dengan
piring yang terbuat dari stenlis, bergambar atau lainnya.***