Pondok Pesantren merupakan sebuah sarana pendidikan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai Agama dan Ilmu pengetahuan.
Mayoritas Pesantren memisahkan santri nya antara putra dan putri tidak lain
hal ini dilakukan untuk menghindari kholwat (berkumpul
bersama) antara laki-laki dan perempuan.
Hal ini juga dilakukan agar setiap santri maupun santriah diharapkan fokus
dalam belajar dan menimba ilmu.
Berbeda dengan sekolah reguler/biasa dimana para murid laki-laki dan perempuan
menjadi satu didalam kelas, hal ini memang mengandung hal positif dan negatif.
Positif nya, tingkat hubungan atau resiko "pacaran" di ranah pesantren
berkurang dibanding sekolah biasa.
Negatifnya, selesainya santri dari pesantren sebenarnya seorang santri yang
jarang bersosialisasi dengan perempuan kebanyakan akan canggung dan sensitif.
Namun realitasnya tidak juga demikian, namun data dan statistik menunjukkan
mayoritas.
Bagi kamu Santri Putri yang sedang membaca artikel ini, sebaiknya baca sampai
habis tentang 7 Fakta Santri Putra Yang Jarang Diketahui ini, supaya kamu bisa
lebih memahami.
7 Fakta Santri Putra Yang Jarang Diketahui
1. Bergaya extra ketika berkumpul bersama santri putri
Tidak seperti kebanyakan pertemuan dan perkumpulan formal biasa. Momen jarang
berkumpulnya santri putra dan putri di gedung aula membuat si udin yang jarang
mandi mendadak memakai parfum dan mandi dini hari.
Baju seragam sehari sebelum pertemuan dilaksanakan mendadak disetrika dan
disiapkan malam hari.
Dicukur nya kumis dan bersampo adalah keharusan udin yang jarang mandi jika
hanya masuk kelas.
Disemirnya kopeah dan sepatu pantofel titipan ayah dari rumah. Membuat
dirinya terlihat sempurna.
Mode jaim diaktifkan.
2. Makan dan mandi bersama
Terbatas nya kamar mandi di Pesantren, mandi bersama tak bisa lagi di elak
kan, daripada dihukum push up dan dijemur karena terlambat masuk kelas, satu
kamar mandi bertiga pun jadi.
As long as well, handuk adalah privasi, so tetap menggunakan
masing-masing.
Kurang nikmat rasanya jika waktu makan tiba hanya makan sendirian, menyatukan
wadah piring masing-masing diatas satu nampan adalah pilihan terbaik.
Makan bersama ini dengan tujuan saling melengkapi, mungkin ada teman kita yang
dompetnya sekarat namun tetap bisa merasakan nikmatnya lauk jengkol dan sambel
dari kantin.
3. Berantakan itu tradisi
Jorok dan berantakan satu hal yang sama namun beda, jorok kebiasaan yang tidak
disengaja atau kebiasaan yang tidak disadari.
Sedangkan berantakan adalah hal yang disengaja atas dasar penyimpanan barang
dan peralatan yang terstruktur dan masif.
4. Gengsi berbahasa Inggris
Hal turun temurun, hanya seorang santri yang sadar bahwa tradisi ini harus
dibuang jauh-jauh.
Bukannya so inggris atau apapun.
Tuntutan jaman yang mau tidak mau kita harus bisa berbahasa Inggris. Bukannya
ingin so jago atau egois agar mendapatkan nilai bagus.
Buanglah gengsi ini jauh-jauh. Jangan hiraukan mereka yang berkata
"so inggris"
5. Melanggar itu keren
Sebenarnya tidak semua mindset ini benar, hanya saja jika selalu mengikuti disiplin yang ada hanya akan membuat kita jenuh, ada kalanya melanggar perlu dilakukan agar menjadi pusat perhatian dan sebuah pembelajaran penting.
Melanggar disiplin adalah hal yang wajar dan pasti terkena pada siapa saja.
Jika seorang santri putra selama hidupnya di Pesantren belum pernah melanggar,
patut dipertanyakan.
Sekali lagi, pertanyakan.
Ini kisah nyata, saya punya teman lulusan pesantren. Pesantren nya pun
pesantren besar dan ternama.
Sepanjang karirnya di dunia pesantren dia tidak pernah melanggar disiplin,
dihukum di jundi (pelanggaran sedang) sampai di botak (pelanggaran berat)
Tapi apa, hidupnya sangatlah datar dan monoton, penuh dengan jarak, ego dan
berlama-lama dengannya seperti tidak berkesan apa-apa.
Menurutnya dia yang terbaik, memilih jalan aman, nyaman. Akan tetapi ya sudah
seperti itu saja, tidak ada tantangan dan lain-lain.
Sebenarnya sangat disayangkan, gelarnya dari Pesantren ternama tersebut
seharusnya menjadikan nya pribadi yang lebih baik, tak mengapa berhadapan
dengan gesekan-gesekan agar menjadi pribadi yang hebat.
Tapi begitulah akibat menghindari gesekan, hidupnya stagnan, hanya di line
aman. Tak ada pengembangan atau improvement.
6. Ngedumel dan panjang umur perlawanan!
Setelah melanggar dan dimarahi oleh penegak disiplin, bukan tradisi jika tidak
ngedumel.
Namun tidak semua santri ngedumel, ada juga yang patuh dan merasa bersalah
dengan pelanggaranya.
Sayapun terkadang herang, kalo salah kenapa harus ngedumel, kecuali kita
benar. Atau memang tidak suka kalo di marahi? Yo jangan melanggar
tho.
Biasanya santri seperti ini akan melawan ketika disidang, saya saat itu kurang
mengerti apa motivasi seperti itu. Jika ada yang tau atau pernah mengalami
silahkan tulis di kolom komentar.
7. Olahraga
Yups, yang terakhir olahraga. 1 dari 10 santri yang kurang tertarik dengan
olahraga.
Kebanyakan dari mereka biasanya hanya diam dikamar sore hari atau ketika waktu
olahraga tiba.
Ada berbagai macam jenis olahraga di Pesantren, rata-rata futsal adalah
olahraga pokok di pesantren, karena selain banyak peminatnya, mudah juga
dimainkan.
Okay, mungkin itu dia 7 Fakta Santri Putra yang bisa saya sampaikan.
Jika ada tambahan bisa ditulis di kolom komentar dibawah. Dan jangan lupa juga
untuk di share.