Berbagai cara dilakukan nya kedua orang tua ku supaya aku masuk Pesantren. Berbagai pertanyaan muncul di pikiranku, kenapa kedua orang tua ku rela meninggalkan ku ketempat yang jauh ini?
Bagaimana jika aku rindu mereka? Apakah mereka juga merindukan aku? Atau malah
sebaliknya? Bagaimana teman-teman ku dirumah dulu?
Terlalu belia di usiaku yang genap menginjak 12 tahun ini untuk tinggal jauh
dari kedua orang tua, tidak banyak yang aku ketahui tentang makna kehidupan,
aku tak tau banyak apa yang harus kulakukan, yang ku tau hanya berlari,
berlari, berlari sesenang-senangnya, tak kenal rasa sedih.
Kala malam tiba, hanya isak tangis yang ku rindukan pada kedua orang tua.
Rindu kenangan-kenangan indah ketika dirumah bersama teman-teman ku.
Disini, ditempat ini, semuanya berbeda tak lagi sama.
Setiap menit, detik dari waktu ke waktu tak ada hentinya. 70 persen waktu
mainku dulu, kini hanya 5 persen waktu untuk bermain, 180° berubah drastis.
Lingkungan dan kondisi yang memaksaku untuk cepat beradaptasi. Meski berat,
pil pahit ini terpaksa harus ku telan bulat-bulat.
Hari berganti hari, Minggu ke Minggu, tak terasa berbulan-bulan sudah aku
tinggal di tempat ini. Waktu yang telah kutunggu-tunggu untuk segera bertemu
kembali dengan orang tua dan adik-adik yang ku rindukan.
Tak ingin lagi rasanya aku kembali ketempat itu, tapi aku tak ingin melihat
ibuku bersedih karena aku yang tidak menuruti keinginannya.
Aku hanya bisa pasrah, jika hanya hitungan hari, minggu, atau bulan mungkin
aku masih bisa bertahan.
Ku ikuti saja setiap langkah nya, ku yakin orang tua ku menginginkan yang
terbaik untuk masa depan ku kelak.